Friday, August 12, 2011

on tobucil handmade

Hello how are you?

It's getting dusty around here isn't it? ;p
I'm gonna update you with the latest from Paperpleased, but first, here's a repost from tobucil's interview from a month ago *tsk tsk*

Paperpleased Sang Penyulap Kertas

Perempuan bernama Angelia Florensia adalah manusia dibalik brand Paperpleased. Sebenarnya sudah sedari lama saya sangat berminat mewawancara Paperpleased. Namun, bagaikan perlombaan halang rintang Pramuka jaman SMP, jarak dan waktu menjadi musuh terbesar percakapan Paperpleased dan Tobucilhandmade. Yeah, hidup internet dan sulap paling mutakhir abad ini! Berkat mereka akhirnya percakapan kami berlangsung menembus pojok-pojok kehidupan. Menembus Jakarta Utara dan Bandung Timur…

Gimana, nih, cerita cikal bakalnya Paperpleased?
Cikal bakal Paperpleased ini terbentuk kira-kira agustus 2010 saat aku sedang terkagum-kagum sama indahnya corak-corak wallpaper di rumah orang tua. Karena papaku seorang arsitek/interior, beliau suka bawa contoh-contoh wallpaper utk dipertunjukkan ke klien-kliennya. jadilah aku bisa lihat-lihat dengan bebas setiap kali berkunjung. Dari sering melihat, kepikiran enaknya diapain, ya, kertas-kertas ini, karena kalau nempel di tembok rumah aja, kok, sayang rasanya, apalagi banyaknya sisa-sisa sample yang biasanya diloak atau dibuang. Pulang dari ngubek ngubek Google dan toko buku untuk mengumpulkan ide dan melihat-lihat apa saja yang sudah dikerjakan selama ini di dunia kerajinan kertas.

Ide awalnya gimana, tuh, sampai jadi produk-produk Paperpleased seperti yang sekarang? 
Jadi awalnya aku bikin kerajinan kertas, mulai dari origami, book binding, home décor, bikin kotak, apapun itu yg berhubungan dengan kertas dan menarik, aku coba. Tapi rasanya kok tetep enggak puas gimana gitu, mungkin karena sudah pernah dikerjakan sebelumnya dan biasanya proses pembuatannya terbilang ribet.  Aku kepengen sesuatu yang benar-benar baru tapi juga bisa dibuat tanpa peralatan canggih dan ramah lingkungan. Sampai suatu ketika, aku sadar yg selama ini saya suka itu hampir selalu berhubungan dengan bidang fashion, sesuai sekolah juga sebenarnya. Akhirnya aku mutusin untuk mencoba bikin dompet yang kayanya paling masuk akal utk dibikin dari kertas dengan teknik jahit. Pola dan desainnya sedikit menguras pikiran waktu itu karena kertas itu kalau dijahit tidak bisa dibolak-balik seperti kain. Jadinya aku harus bikin pola jahit yang “ramah” untuk kertas. Proses research dan trial-and-error ini berlangsung selama kira-kira 4 bulan lamanya sampai aku merasa cukup pede untuk mencoba menjualnya. Pertama kali, dibeli temen sendiri, wah rasanya seneng banget, trus baru iseng-iseng bikin blog sambil pengen liat respons orang, hehe.


Produk-produknya Paperpleased apa aja, nih?
Saat ini produk Paperpleased selain dompet, ada sampul passport, tempat kartu, dompet bi-fold, notebook, money envelope (semacam angpau), sarung handphone dan gantungan kunci.

Konsep produknya Paperpleased sebenernya gimana, tuh?
Jadi, konsepnya itu menggunakan sisa sample dan stock wallpaper dengan beragam coraknya sebagai bahan baku untuk membuat barang-barang kerajinan. Boleh dibilang ramah lingkungan juga, yah, karena memanfaatkan limbah kertas.


Kenapa harus “paper”? Apa sebenernya yang unik dari “paper”?
Paper itu material yang sangat unik dan ada disekitar kita sehari-hari. Pertama kali orang kalau denger “kertas” mungkin pikirannya langsung terbayang “gampang robek”, “ga tahan air”, dll, padahal dengan ketebalan dan finishing yang berbeda-beda, kertas itu bisa kuat dan tahan air. Coba bayangin, deh, kalau ngerobek buku, belom tentu kuat kan? Hehe… Dengan kertas dinding ini, karena dirancang untuk ditempel di tembok, maka mereka biasanya dibuat cukup tebal, tahan air (water-resistant), tahan sinar matahari (good light fast). Meskipun begitu, untuk pembuatan dompet terutama, sekarang aku tetap melapisi wallpaper dengan karton krungkut, untuk mempertebal dan memperkuat produk jadi.

 Oh, ya. Menurut Paperpleased, bagaimanakah animo masyarakat terhadap produk-produk handmade?
Masih kurang banget. Kayanya memang harus diperjuangkan terus gerakan handmade ini (thanks tobucil!) karena selain memajukan perekonomian kita sendiri, kita juga melatih kreativitas. Aku sendiri juga awalnya terinspirasi dari melihat banyaknya blog desain dan crafting, jadi menularlah virus handmade itu. Membeli handmade itu sebenarnya juga seperti membeli ideologi, membeli cerita dan karakter seseorang, yang pastinya enggak sama rasanya kalau seperti beli barang mass-produced dari pabrik. Jadinya kita lebih menghargai bara dan mengurangi sifat konsumtif.

Hmmm… Apa, sih, hal terpenting yang harus di perhatikan para crafter untuk bisa terus bergerak dan bernafas?
Seperti bisnis lain pada umumnya, kuncinya ada di manajemen dan strategi bisnis, ya. Dua hal yang sampe sekarang juga aku masih belajar. Oh, penting juga untuk terus berinovasi dan bikin produk-produk baru.


Nah, Rencana-rencini Paperpleased sendiri ke depannya apakah gerangan?
Aku masih akan melakukan seperti yang sekarang kujalankan. Tetap berkreasi dan berpromosi, hahaha. Pengennya sih suatu hari ikutan craft fair di luar Indonesia sama temen-temen crafter lain juga. Soalnya buatan kita bener-bener enggak kalah bagus dari segi desain dan harga, jadinya gemes gimana gitu kadang-kadang, hahaha.


Upssss, kegemasan sudah melanda, pertanyaan demi pertanyaan pun harus dihentikan sebelum saya menjadi objek pelampiasan kegemasan Angel sang Paperpleased, hihihi. Nah, berhubung saya lapar dan hendak makan, buat yang mau lanjut, silakan saja cek link-nya Paperpleased! Monggo, tidak dilarang!
Twitter >>>> @paperpleased 

1 comment: